Geng motor paling berbahaya di Selandia Baru, Mongrel Mob, berbicara tentang teror di Christchurch. Salah seorang pria yang mengaku sebagai ...
Geng motor paling berbahaya di Selandia Baru, Mongrel Mob, berbicara tentang teror di Christchurch. Salah seorang pria yang mengaku sebagai anggota Mongrel Mob, Tanielu Fatu, mengutuk keras aksi yang menyebabkan 50 orang meninggal dunia itu.
Newshub memberitakan Tanielu mengungkapkan hal tersebut dalam sebuah unggahan di Facebook. Dia menyebut penembakan itu sangat membuat Selandia Baru terluka. Menurutnya, pelaku menunjukkan rasa tak hormat kepada tempat ibadah.
"Keluarga dan komunitas muslim kami tidak pantas mendapat serangan yang kejam seperti itu. Serangan militan ini menunjukkan kurangnya rasa hormat terhadap tempat ibadah dan bagi mereka yang tewas dengan cara paling mengerikan yang bisa dibayangkan umat manusia," katanya.
Bahkan, seperti dilansir kantor berita Turki, Anadolu Agency, Kamis (21/3), pimpinan Mongrel Mob, Sonny Fatu, menyatakan kelompoknya akan mengamankan Masjid Jamia di Hamilton, North Island.
"Kami akan mendukung dan membantu saudara-saudara muslim kami seberapa lama pun mereka membutuhkan kami," ucap Fatu seperti dikutip media lokal New Zealand, Stuff.co.nz.
"Kami dikontak oleh seorang perwakilan yang men-tag saya dan mengatakan sejumlah saudara muslim takut beribadah pada Jumat, dan pertanyaan yang disampaikan adalah apakah kami bisa menjadi bagian jejaring keamanan bagi mereka agar mereka bisa beribadah dalam damai tanpa rasa takut," tuturnya.
"Tentu kami akan melakukan itu, tidak ada pertanyaan soal itu dan kami akan berpakaian pantas. Kami tidak akan membawa senjata. Kami akan mengamankan perimeter gerbang bagian dalam secara damai, dengan anggota masyarakat lainnya, agar mereka merasa nyaman," tegas Fatu.
Ditambahkan Fatu bahwa kini adalah saatnya untuk bersatu. Dia juga menyebut bahwa Islam sering kali disalahartikan. "Perbedaan-perbedaan kita menjadi lem yang merekatkan kita bersama. Kita sekarang harus fokus tidak pada di mana kita, tapi ke mana kita akan bergerak. Mari perbaiki lubang-lubang di kapal kita dan atur ulang strategi untuk sisa perjalanan kita," ucapnya.
Mongrel Mob, yang aktif sejak 1960-an, merupakan geng jalanan terorganisasi yang berbasis di New Zealand. Kelompok ini memiliki lebih dari 30 cabang, dengan yang paling aktif ada di wilayah King Country, Opotiki, Waikato, dan Hastings. Meski dikenal sebagai kelompok yang melakukan pelanggaran hukum, geng ini juga melibatkan diri dalam sejumlah aksi layanan masyarakat.
Mongrel Mob juga menggelar aksi khusus sebagai bentuk simpati atas aksi penembakan brutal itu. Diberitakan Daily Star, anggota Mob Mongrel mengenakan T-shirt, jaket, dan rompi bertuliskan logo geng jalanan tersebut saat mereka menyampaikan duka terhadap kasus ini.
Geng ganas tersebut menemui komunitas muslim pada akhir pekan lalu di Hagley College, sebuah sekolah di seberang taman Masjid Al Noor yang didirikan pusat dukungan darurat atas kasus ini.
Tidak hanya Mongrel Mob di Waikato yang mendukung warga muslim pascateror di Christchurch. Geng lain, seperti King Cobra, Black Power, juga cabang Mongrel Mob lainnya menunjukkan dukungan mereka. Bahkan dilaporkan cabang Mongrel Mob di Sydney, Australia, melakukan patroli di sekitar masjid setempat.
Sebanyak 50 orang meninggal dunia dalam penembakan yang terjadi di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru. Pelaku serangan teror di masjid itu adalah ekstremis sayap kanan Brenton Tarrant.
Dikatakan sebelumnya, ada dua terduga pelaku yang ditangkap polisi saat serangan berlangsung, karena kedua orang itu membawa senjata api di dalam mobilnya. Namun ternyata dua orang itu tak terlibat.
Seorang di antaranya, yang merupakan perempuan, telah dilepaskan oleh kepolisian. Seorang pria masih berada di sel tahanan karena kepemilikan senjata api. Ada satu orang lain lagi, yakni pria, yang ditangkap. Orang ketiga ini akan muncul di persidangan pada Senin (18/3), karena diduga turut serta dalam serangan meski tidak mengakuinya.
Kuliah Beasiswa..?? Klik Disini
Gambar : Detik.com
Sumber : Detik.com
No comments